Quotes by Darwis Tere Liye
“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati
ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati
kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali
pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah
sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat. Pasti
akan kembali“
-----
“kesibukan fisik dapat membantu banyak memutus kesibukan
hati memikirkan banyak hal, pikiran yang hanya mengundang kesedihan”
-----
“Bolehkah menyatakan kerinduan? Perasaan kepada seseorang? Tentu
saja boleh. Tapi jika kita belum siap untuk mengikatkan diri dalam hubungan
yang serius, ikatan yang bahkan oleh negara pun diakui dan dilindungi, maka
sampaikanlah perasaan itu pada angin saat menerpa wajah, pada tetes air hujan
saat menatap keluar jendela, pada butir nasi saat menatap piring, pada cicak di
langit-langit kamar saat sendirian dan tak tahan lagi hingga boleh jadi
menangis. Dan jangan lupa, sampaikanlah perasaan itu pada yang maha menyayangi.
Semoga semua kehormatan perasaan kita dibalas dengan sesuatu yang lebih baik.
Semua kehati2an, menghindari hal-hal yang dibenci, akan membawa kita pada
kesempatan terbaik. Semoga”
-----
“Terlalu mencintai sesuatu, seringkali membuat kita buta.
Tutup mata dengan kekurangan2, yang boleh jadi merusak. Terlalu membenci
sesuatu, juga seringkali membuat kita buta. Tutup mata dengan kebaikan2, yang
boleh jadi bermanfaat”
-----
“Duhai urusan perasaan. Ketika seseorang berhenti menangis
karenanya, maka beberapa saat kemudian, tentu saja airmatanya akan kering di
pipi, isaknya akan hilang disenyap, seperti tidak ada lagi sisa tangisnya di
wajah. Tetapi tangisan itu tetap tertinggal di hati. Kesedihan, rasa sakit, kesendirian,
beban yang membekas. Boleh jadi sebentar, boleh jadi selamanya”
-----
“Kita tak akan pernah bisa berdamai dengan masa lalu jika
kita tidak memulainya dengan memaafkan semua kejadian yang telah terjadi. Dan
kita justru harus memulainya dengan tidak menyalahkan diri sendiri. Memulai
dengan memaafkan diri sendiri”
-----
“Tak ada kebahagiaan di dunia ini jika kau masih memiliki
satu rasa sesal dalam hidup, sekecil apapun penyesalan itu”
-----
“Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi
kaupamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin
hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti,
bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.”
-----
“Ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia
juga membawa sepotong hatimu.”
-----
“Tidak semua orang mendapatkan pilihan pertama dalam hidup
ini. Tapi kita bisa hidup sama bahagianya dengan mereka, meski hanya
mendapatkan pilihan kedua, ketiga, atau bahkan keseratus-satu”
“Anak laki-laki yang baik tidak pernah meneriaki wanita
apalagi membuatnya sedih dan tersakiti”
-----
“Seseorang yang kita lupakan, boleh jadi yang mengingat kita
paling banyak”
-----
“Kalau memang
terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati
selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana kesetiaan yang tak menuntut apapun
dan keindahan yang apa adanya”
-----
“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang
tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan
berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu
itu sendiri.”
-----
“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa
menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat”
-----
“dgn menguasai ilmu syukur.. maka akhlak2 mulia yg lain akan
mudah dikuasai.. ihklas.. sabar... qanaah, merasa cukup.. tidak serakah, rakus,
itu semua turunan dari akhlak syukur.. dan saya kasih tahu rahasia kecil
tentang syukur.. yaitu: kita tidak cukup hanya pandai, my dear.. banyak sekali
orang2 yg pandai bersyukur tapi hidupnya tidak kunjung bahagia.. yaps, pandai
bersyukur itu necessary (penting); tp pelengkapnya (sufficient) adalah
'senantiasa'.. jadi senantiasalah pandai2 bersyukur, selalulah pandai2
bersyukur.. maka seperti apapun dunia ini menyakiti kita, seketika, di depan
mata kita seolah akan dibentangkan 8 pelangi indah.. yakinlah.”
-----
“Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah
penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan
itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada
sungguh karenaMu... Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar
cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah.
Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha
Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang
cinta sejati. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan
hakikatNya. Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk
memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai
kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas
membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.”
-----
“Bangsa yang korup bukan karena pendidikan formal
anak-anaknya yang rendah, tetapi karena pendidikan moralnya yang tertinggal.
Dan tidak ada yang lebih merusak selain anak pintar yang tumbuh jahat.”
-----
“Kita hanya punya sepotong hati, bukan? Satu-satunya. Lantas
bagaimana kalau hati itu terluka? Disakiti justeru oleh orang yang kita cintai?
Aduh, apakah kita bisa mengobatinya? Apakah luka itu bisa pulih, tanpa bekas?
Atau jangan-jangan, kita harus menggantinya dengan sepotong hati yang baru. Semoga
datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah
spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana apapun
itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik.”
-----
“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan,
nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku
sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita,
khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, Tuhan
sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Termasuk “kebetulan2″ yang
menakjubkan.”
-----
” Masalahnya penerimaan itu bukan sesuatu yang sederhana.
Banyak sekali orang-orang di dunia ini yang selalu berpura-pura. Berpura-pura
menerima tapi hatinya berdusta. Kita semua harus berlatih susah payah untuk
belajar menerima”
-----
“Masukkan satu apel busuk ke satu keranjang buah. Maka akan
cepat sekali, ikut busuk buah2 lainnya. Hei, lantas kenapa orang membiarkan
satu pikiran negatif melintas dan masuk ke dalam hatinya? Padahal itu juga bisa
merusak satu hari yang indah, bahkan berminggu2 waktu yang seharusnya
menyenangkan? Segera buang.”
-----
“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan.
Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh
lebih ringan”