Kaskus adalah
situs forum komunitas maya terbesar dan nomor 1 Indonesia dan
penggunanya disebut dengan Kaskuser. Kaskus lahir pada tanggal 6
November 1999. Kaskus memiliki banyak fitur seperti KasPay, e-pulsa, FJB
(Forum Jual Beli), dan masih banyak lainnya. Kaskus juga memiliki banyak
sub-forum seperti The Lounge, Travellers, Debate Club, dan masih banyak
lainnya.
Tampilan Home Kaskus
Fitur-fitur Kaskus
KasPay
Ada sebuah layanan
terbaru dari situs Kaskus yang menyediakan sistem pembayaran secara online yang
disebut KasPay. Layan tersebut telah diluncurkan pada Jumat 6 November 2009,
pada acara Perayaan Ulang Tahun ke-10 Kaskus di Poste, The east building, Kuningan,
Jakarta. Layanan transaksi ini dapat digunakan tidak hanya di Kaskus tetapi
dapat digunakan terhadap situs-situs lain yang berafiliasi dengan KasPay.
Kaspay akan beroperasi
layaknya E-wallet yang akan dijadikan alat untuk transaksi jual beli di seluruh
transaksi online. Seluruh proses transaksi KasPay dilakukan melalui transfer
sejumlah uang, sehingga aman dari modus penipuan dan pemalsuan kartu kredit dan
keamanan transaksi selalu dipastikan dengan konfirmasi melalui e-mail dan
catatan transaksi.
e-pulsa
e-pulsa adalah sebuah
layanan dari Kaskus yang menyediakan fasilitas pengisian pulsa dan jika kita
mau membeli, kita harus membayar menggunakan KasPay. Semua layanan operator di
dukung di Kaskus e-pulsa.
Kaskus
Ads
Layanan Kaskus yaitu
Kaskus Ads atau KAD adalah sebuah situs dimana jika kita mau beriklan di
Kaskus, kita bisa menempatkan iklan tersebut, tetapi kita harus membayar
Kaskus. Di Kaskus Ads banyak sekali orang orang atau pengguna kaskus yang
senang beriklan di Kaskus karena biayanya murah dan karena Kaskus mempunyai
(sekarang) lebih dari tiga juta pengguna.
Kaskus
Radio
Kaskus Radio merupakan
sebuah Radio Internet Indonesia di
bawah naungan komunitas Kaskus. Kaskus radio yang biasa disingkat KR memiliki
lebih dari 20 penyiar. Radio yang memutarkan lagu selama 24 jam ini juga
memutarkan lagu dari berbagai bahasa, Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan
masih banyak lagi.
Kaskus
Mobile
Kaskus mobile adalah
situs Kaskus yang sudah diubah tampilannya menjadi minimalis sehingga sesuai
dengan layar perangkat telepon genggam. Alamat Kaskus mobile adalah m.kaskus.us
atau kask.us dan hanya bisa diakses via telepon genggam dan yang mengubah user
agent-nya menjadi melalui telepon genggam.
Hingga 26 Agustus 2011,
sesuai dengan website asli. Forum tempat para
pengguna Kaskus dapat menemukan dan membahas mengenai topik khusus, seperti
komunitas, hobi, gaya hidup, dan apa yang mereka sukai. Secara harfiah, arti
dari "Loe-Ke-Loe" adalah "Dari anda, untuk anda".
Forum tempat para
pengguna Kaskus dapat berbicara mengenai berbagai topik bebas seperti masalah
politik, berita umum, atau hanya sekedar membicarakan pengalaman pribadi.
Jual
Beli
Juga merupakan fitur
andalan dari Kaskus untuk berjualan online.
Reputasi
User
Untuk rerputasi user di
Kaskus menggunakan istilah cendol dan bata.
|
Alexa Rank adalah sebuah web yang menilai peringkat sebuah blog atau web di tingkat international maupun national. semakin kecil angka alexa rank sebuah blog maka semakin tinggi pula traffic lalu lintas dari blog tersebut.
Kaskus
forumDetik
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaskus
http://detikforum.blogdetik.com/2009/08/04/desain-baru-fitur-baru-di-detikforum/
Tan Malaka
atau Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang,
Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 – wafat di Jawa Timur, 21 Februari 1949
pada umur 51 tahun) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia,
seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang
yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan
pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan
Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh
revolusioner yang legendaris.
Dia kukuh mengkritik terhadap
pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah
Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan komunis,
ia juga sering terlibat konflik dengan kepemimpinan Partai Komunis Indonesia
(PKI).
Tan Malaka
menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan
secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan
sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat
memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan komunis
internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan
sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam
sebuah undang-undang tahun 1963.
Riwayat
Riwayat
- Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda.
- Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda.
- Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik.
- Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai.
- Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang.
- Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.
Perjuangan
Tan Malaka
juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan
Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem
Moeda di Sumatera Barat.
Tokoh ini
diduga kuat sebagai orang di belakang peristiwa penculikan Sutan Sjahrir bulan
Juni 1946 oleh "sekelompok orang tak dikenal" di Surakarta sebagai
akibat perbedaan pandangan perjuangan dalam menghadapi Belanda.
Pada tahun
1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang
berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda
komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV)
mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu
juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi
anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang
kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis,
keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan
Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil
tindakan tegas bagi pesertanya.
Melihat hal
itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai
anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan
pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata
pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa
Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid
untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga,
untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat
SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat
hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.
Perjuangan
Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada
saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti
yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan
aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang
ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang
diterima oleh kaum buruh.
Seperti
dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh
untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila
nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya
untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.
Pergulatan
Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya
mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak
untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di
daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran
dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern
seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum
komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih
berat dari keanggotaannya di PKI.
Sebagai
seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang
sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan
diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.
Pemberontakan
1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi
perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan
1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah
di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda
dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan.
Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel,
Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan
dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka
perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran
besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.
Tan Malaka
yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya
di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin,
Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia
(PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik
Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia
dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong,
April 1925.
Prof.
Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik
Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson
Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya
tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina
pecah…."
Peristiwa 3
Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama
pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua
setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948
dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja
dari penjara akibat peristiwa itu.
Di luar,
setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat
Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil
diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka
merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.
Pada tahun
1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak
tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi
di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga
dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa
Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda
Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].
Direktur
Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau
KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka
ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung,
Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.
Namun
berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno
28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan
Nasional.
Harry Poeze
telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur berdasarkan
serangkaian wawancara yang dilakukan pada periode 1986 sampai dengan 2005
dengan para pelaku sejarah yang berada bersama-sama dengan Tan Malaka tahun
1949. Dengan dukungan dari keluarga dan lembaga pendukung Tan Malaka, sedang
dijajaki kerja sama dengan Departemen Sosial Republik Indonesia untuk
memindahkan kuburannya ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Tentu untuk ini perlu
tes DNA, misalnya. Tetapi, Depsos dan Pemerintah Provinsi Jatim harus segera
melakukannya sebelum masyarakat setempat secara sporadis menggali dan mungkin
menemukan tulang belulang kambing yang bisa diklaim sebagai kerangka jenazah
sang pahlawan nasional.
Tidak kurang
dari 500 kilometer jarak ditempuh ribuan orang selama dua bulan dari Madiun ke
arah Pacitan, lalu ke Utara, sebelum akhirnya mereka, antara lain Amir
Sjarifuddin, ditangkap di wilayah perbatasan yang dikuasai tentara Belanda. Ia
juga menemukan arsip menarik tentang Soeharto. Selama ini sudah diketahui bahwa
Soeharto datang ke Madiun sebelum meletus pemberontakan. Soemarsono berpesan
kepadanya bahwa kota itu aman dan agar pesan itu disampaikan kepada pemerintah.
Poeze menemukan sebuah arsip menarik di Arsip Nasional RI bahwa Soeharto pernah
menulis kepada ”Paduka Tuan” Kolonel Djokosoejono, komandan tentara kiri, agar
beliau datang ke Yogya dan menyelesaikan persoalan ini. Soeharto menulis ”saya
menjamin keselamatan Pak Djoko”. Dokumen ini menarik karena ternyata Soeharto
mengambil inisiatif sendiri sebagai penengah dalam peristiwa Madiun. Harry
Poeze telah menemukan lokasi tewasnya Tan Malaka di Jawa Timur. Lokasi tempat
Tan Malaka disergap dan kemudian ditembak adalah Dusun Tunggul, Desa Selopanggung,
di kaki Gunung Wilis.
Madilog
Madilog
merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti
serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat
kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta
dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan
pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat
materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling
sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.
Bagi Madilog
(Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau
belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai
landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara
rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan
bagaimana.
Semua karya
Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat
Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu
diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata
bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang
teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925
lewat Naar de Republiek Indonesia.
Jika membaca
karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan,
politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran
(Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih
keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten
yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.
Tan Malaka dalam Fiksi
Dengan julukan Patjar Merah
Indonesia, Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang
terbit di Medan.
Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang
aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dari kolonialisme
Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan
menjadi buruan polisi rahasia internasional.
Salah satu roman Patjar
Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona
yang berjudul Spionnage-Dienst. Nama patjar merah sendiri berasal
dari karya Baronesse Orczy yang
berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang seorang pahlawan Revolusi
Perancis.
Dalam cerita-cerita tersebut
selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Musso (sebagai Paul
Mussotte), Alimin
(Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin
Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).
Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia,
terutama di Sumatera.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Malaka